Pada
jaman dahulu, ada jejaka dari daerah ini yang mencintai seorang gadis dari
Bawean. Gadis ini adalah puteri dari seorang pembesar, yang sangat disegani di
Bawean. Sedangkan jejaka itu pekerjaannya sehari-hari sebagai nelayan. Ketika
jejaka itu berkunjung ke Bawean untuk menjual ikannya, maka kesempatan itulah
untuk menemui si gadis.
Lama-kelamaan
hubungan mereka diketahui oleh ayah si gadis. Ayahnya sangat murka, akhirnya
gadis itu dilarang untuk membeli ikan di pantai. Begitu pula ayahnya telah
mengancam, akan membunuh nelayan itu, jika dia berkunjung ke Bawean lagi.
Hubungan
mereka mengakibatkan kehamilan. Ayah si gadis sangat malu dan geram, maka
dengan tak terduga terdengarlah kata-kata dari mulut sang ayah, "anak
durhaka, kamu tidak pantas lagi menjadi anakku, maka lebih baik kamu menjadi
kodok". Seketika itu juga si gadis yang cantik jelita berubah wujud
menjadi kodok.
Mendengar
kabar tersebut, sang jejaka menjadi sedih sekali. Maka sejak itu dia selalu
menyendiri di pantai. Dan dia memutuskan untuk tinggal di pantai itu sampai
akhir hayatnya.
Beberapa
saat setelah dia tinggal di pantai, dia didatangi oleh seekor kodok. Dan ketika
bulan purnama muncul, kodok itu berubah menjadi gadis yang pernah dia kenal
sebelumnya. Maka dengan gugup dia bertanya," kaukah kekasihku"? gadis
itu tersenyum dengan manis dan berkata, "ya aku adalah kekasihmu".
Aku kemari, mencarimu karena aku merindukanmu! Dan sebentar lagi aku akan
melahirkan anakmu, itulah kenapa aku bisa sampai di sini, karena akupun ingin
melahirkan di sampingmu.
Kini
tiba saatnya, dengan tabah dan penuh kasih sayang, jejaka itu membantu untuk
memudahkan kelahiran. Namun setelah melihat apa yang dilahirkan sang kekasih,
betapa dia amat kecewa, yah..kekasihnya telah melahirkan seekor kodok.
"Apa yang terjadi
mas?"
"Tidak ada apa-apa, tenanglah!"
Dengan sedih lelaki
itu membawa bayi kodok ke pinggir pantai untuk dibersihkan, dan setelah itu
menyelimuti si bayi kodok dengan sarungnya.
"Bagaimana anak
kita mas?"
"Anak kita sehat, tenanglah dan beristirahatlah dulu. Aku akan
membersihkanmu".
Lelaki
itu membujuk agar kekasihnya tidak melihat bayinya. Meskipun begitu, ia tetap
bersikeras untuk melihat bayinya.
Seperti
kerasukan roh jahat, lelaki itu berbicara dengan lantang kepada
kekasihnya,"tidak perlu kau lihat bayimu!" "Kau telah melahirkan
anak setan!"
Ketika
tangan lelaki itu hendak mencekik leher kekasihnya, tiba-tiba anak kodok yang
di dalam sarung itu keluar, lalu menggigit leher ayahnya. Karena merasa
kesakitan, lelaki itu melepas cekikannya dan bersamaan dengan peristiwa itu
datanglah angin kencang, sebentar-sebentar terdengar petir menyambar, diiringi
hujan besar.
Dalam
kesakitan, lelaki itu berusaha melangkah dengan gontai, tangannya masih ingin
mencekik kekasihnya. Dengan perasaan takut dan air mata bercucuran, wanita itu
lari menjauh dan bersembunyi di balik bebatuan.
Ketika
lelaki itu hendak mencari persembunyian kekasihnya, tiba-tiba tubuhnya ditarik
oleh sinar yang kuat. Sinar itu berasal dari kedua mata kodok yang menggigitnya
tadi. Sinar itu begitu kuat, sehingga ia tidak bisa berkutik lagi, dia pingsan.
Dan
sebelum pingsan, dia masih sempat mendengarkan ucapan kodok itu," ayah,
sebenarnya aku sangat mencintai ayah!"
"Berhubung
ayah ingin membunuh ibu, maka terpaksa sinar ini saya keluarkan".
"Ingat
ayah, sinar tersebut berasal dari kekuatan roh jahat, yang akan merubah ayah
menjadi seekor kodok!"
Tiba-tiba
tubuh lelaki itu mengecil, jadilah tubuhnya sebesar bayi yang baru dilahirkan.
Wanita
itu sejak tadi memperhatikan kejadian yang menimpa kekasihnya.Iapun amat sedih
dengan kejadian itu.
Tak
lama kemudian, tubuh lelaki yang sudah mengecil itu berubah wujud menjadi
seekor kodok. Dalam wujudnya yang telah menjadi kodok lelaki itu berkata kepada
kekasihnya, "Kekasihku, maafkan aku, karena semua ini adalah akibat dari
perbuatanku, maka sebelum aku mati, aku akan memberitahukan bahwa kau telah
melahirkan seekor kodok, dan itu tadi adalah anak kita!"
"Duduklah
kalian dekat sini, sebentar lagi aku akan mati, jagalah pusaraku!" Tak
lama kodok itupun mati. Namun keduanya dikagetkan dengan perubahan pada kulit
kodok yang mati, ternyata keras seperti batu. Semakin keras sehingga keduanya
tidak bisa mengangkatnya lagi. Dalam kebingungan keduanya dikagetkan oleh suara
yang ternyata adalah suara kodok yang sudah mati,"wahai kekasihku dan
anakku, bilamana kalian meninggal nanti, maka akan seperti aku ini!"
Hari
menjelang pagi, tatkala matahari terbit tubuh wanita itu seketika berubah
menjadi kodok. "anakku, saat ini aku harus ke kampung untuk menemui pusara
orang tuaku!"
Sesampainya
di pusara orang tuanya, tiba-tiba kodok itu mendengar suara
ayahnya,"anakku, sebelum ayahmu ini meninggal, aku telah menemukan jimat,
yang bisa merubah dirimu dan anakmu untuk menjadi manusia!"
"Benda
itu ada di kamarmu,setelah kamu ambil dari tempatnya, maka benda itu hanya
berfungsi selama 15 hari, di dalam benda itu terdapat 2 buah biji, yang
berwarna merah dan hijau. Yang merah untukmu dan yang hijau berikan kepada
anakmu!" Ingat, jangan kau buka benda itu sebelum bertemu anakmu, karena
benda itu akan hancur dengan sendirinya setelah setengah hari!"
Setelah
mengambil benda itu, segera ia menuju pantai untuk menunggu perahu yang akan
membawanya ke tempat anaknya. Hari demi hari telah dilalui, namun perahu yang
ditunggu-tunggu tidak datang.
Saat
yang ditentukan tiba, berputarlah benda itu membubung tinggi di atas pepohonan,
bersamaan dengan itu datanglah halilintar disusul dengan gemuruhnya angin,dan
kodok itupun terpental jauh tepat di tepi laut. Kodok itu sudak tidak bergerak
lagi. Di sinilah akhir hidup si kodok wanita sebelum bisa menemui anaknya.
Nun
jauh di sana terdengar tangisan sang anak yang menyayat hati, menunggu-nunggu
kedatangan ibunya. Anak kodok ini begitu setia menunggu dan membersihkan pusara
ayahnya. hari demi hari, bulan demi bulan, tahun demi tahun, ibunya tiada
kabar. Kurus nian tubuhnya. Seandainya ia tau dimana ibunya, pasti ia akan
menyusulnya.
Kini
tubuhnya tidak bisa bergerak, hanya mulut yang menganga dan matanya menatap ke
arah samudera, dalam keadaan inilah ia dikejutkan dengan kedatangan ibunya yang
mengajaknya untuk meninggalkan dunia fana. Kemudian tangan anak kodok itupun
memegang tangan ibunya, dan bersama-sama meninggalkan dunia fana.
Sumber : Tulisan : Drs. Ghufron Maba Diadaptasi Dewi Aichi
0 Comments