Header Ads Widget

news

6/recent/ticker-posts

Proses Pendidikan di Indonesia Masih Lemah

Malang News. Proses pendidikan di Indonesia dinilai masih sangat lemah, akibatnya negara ini tidak akan menjadi negara maju atau dapat mengejar ketertinggalannya dari negara-negara maju lainnya.

Proses pendidikan di Indonesia dinilai masih sangat lemah, akibatnya negara ini tidak akan menjadi negara maju atau dapat mengejar ketertinggalannya dari negara-negara maju lainnya.
"Indonesia kian tertinggal dengan negara lain karena proses pendidikannya sangat lemah, bermasalah dan tidak pernah berubah," kata pengamat pendidikan Institut Agama Islam negeri (IAIN) Sumut, Dr. Didik Santoso, M.Pd di Medan, Senin (15/2).

Berbicara pada "Seminar Internasional Senam Otak" di Universitas Negeri Medan (Unimed), Direktur Pusat Pengembangan Kemahiran Bahasa (PPKB) Fakultas Tarbiyah IAIN Sumut ini mengatakan, proses belajar murid sekolah kini cendrung disebut penuh tekanan dan sangat membosankan.

Indonesia dapat mencontoh seperti pengalaman negara Jepang, pasca Hyroshima dan Nagasaki yang luluh lantak pada akhir Perang Dunia II, mereka terus memperbaiki proses pendidikannya yaitu dengan membangun SDM guru lebih maju.

"Sebab dengan adanya SDM guru yang berkualitas akan menghasilkan murid yang juga berkualitas, yang nantinya akan membangun Jepang maju, modern dan tidak ketinggalan dengan dunia lain," katanya.

Berbeda dengan Indonesia, karena proses pendidikan yang dilaksanakan terbukti gagal menghasilkan generasi yang memiliki kecerdasan intelektual, kecerdasan spiritual dan kecerdasan emosional.

Akibatnya, kita terus terpuruk ketika negara lain bergerak maju meninggalkan masa lalunya.

"Terbukti generasi kita sampai saat ini, ternyata dengan tingkat kecerdasan emosional, spiritual dan intelektual yang dinilai bermasalah, banyak tidak disiplin, malas belajar," katanya.

Pembicara lainnya, Elisabeth Demuth dari Amerika Serikat, dalam pemaparannya memperkenalkan serangkaian latihan gerak sederhana yang memudahkan kegiatan belajar dan penyesuaian dengan tuntutan sehari-hari.

Ia mengatakan, Senam Otak Pembelajaran (SOP) diperlukan untuk membantu proses pendidikan. Misalnya, pelajar yang mengalami hambatan belajar berusaha terlalu keras, sehingga terjadi stres di otak.

Selain itu karena refleks stres, informasi yang diterima otak bagian belakang sulit diekspresikan melalui bagian depan otak, sehingga pelajar merasa kurang mampu.